Rabu, 21 Maret 2012

DISKUSI LESEHAN DAN PERSEMBAHAN ‘DARI BETA UNTUK KASIH BUNDA SEPANJANG MASA’

            Tanggal 22 desember selalu diperingati tiap tahunnya di Indonesia sebagai hari ibu. Ditetapkannya tanggal tersebut sebagai hari perayaan nasional sangat sarat dengan sejarah perjuangan kaum perempuan Indonesia.  Perjuangan perempuan Indonesia sendiri sudah ada sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita seperti Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Dhien, Cut Nyak Meutia, RA Kartini, Maria Maramis, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan dan masih banyak lagi.
           Pada tahun 1928 muncul keinginan dari pemimpin perkumpulan para perempuan untuk membuat sebuah wadah mandiri. Tepat pada tanggal 22-25 desember 1928 diselenggarakanlah Kongres Perempuan Indonesia pertama di gedung dalem Jayadipuranyang Yogyakarta. Dari Kongres tersebut dihasilkan satu keputusan yakni dibentuknya suatu organisasi bernama Perikatan Perkoempoelan Perempoen Indonesia (PPPI) yang berfungsi menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia menjadi perempuan yang maju.  
           Hari itu kemudian ditetapkan oleh Soekarno melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 sebagai perayaan hari nasional yakni hari ibu.

            Tanggal 22 desember 2011, LPSAP mengadakan sebuah kegiatan dalam rangka memperingati hari ibu dengan menyelenggarakan diskusi lesehan bertema “Kiprah Gemilang Gagasan Perempuan Indonesia” beserta persembahan “Dari Beta (Aku) untuk kasih Bunda sepanjang Masa”.

                                         (sahabat peserta diskusi)

                                         (sahabati peserta diskusi)

Acara ini dimulai sejak pagi pukul 09.30 di taman Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo yang dibuka dengan diskusi lesehan dengan mendatangkan pembicara sahabati Siti Maemunah dari Fatayat Jawa Tengah dan sahabat Khafidh Afrizal S. Pd.

(sang pembicara .. ^^)

             Pemilihan tema yang berjuluk jejak gemilang gerakan dan gagasan perempuan Indonesia bertujuan untuk memberikan motivasi dan semangat tersendiri bagi sahabat-sahabati kader PMII khususnya dan mahasiswa-mahasiswi IAIN pada umumnya dalam menghadapi serangan isu tentang diskriminasi dan kriminalisasi yang terjadi pada perempuan selama ini.
            Banyaknya ulasan tentang penindasan perempuan yang tidak diimbangi dengan pemaparan tentang perkembangan intelektualitas dan gerakan yang telah dilakukan oleh perempuan juga dikhawatirkan dapat memberi stereotipe serta mainset negative bagi perempuan itu sendiri.   Padahal banyak diketahui bahwa perkembangan pemikiran dan kondisi kaum perempuan dalam masyarakat telah mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun-tahun terdahulu.

           Acara peringatan hari ibu yang dilakukan oleh LPSAP kemudian berlanjut pada malam harinya dengan diramaikan oleh penampilan dari masing-masing al mapaba angkatan 2004 sampai al mapaba angkatan 2011. Penampilan tersebut antara lain pembacaan puisi, persembahan lagu-lagu bertajuk ibu dll. 
           Acara persembahan tersebut berlangsung di pelataran depan gedung PKM Kampus II IAIN Walisongo yang dibuka dengan pembacaan Syi’ir Tanpo Waton KH Abdurrahman Wahid.

(maz kencling saat membuka acara persembahan...)


Satu persatu al-mapaba dan rayon-rayon komisariat walisongo menampilkan persembahannya meski tidak sedikit yang melakukannya tanpa latihan (on the spot) ^^. 

(penampilan dari komunitas seni cagak laras)


     




(penampilan al mapaba 2009)
                                                             
                                       




    (penampilan al mapaba 2011)












(penampilan almapaba 2008)














 (penampilan almapaba 2010)













(penampilan rayon Syari'ah)








(penampilan al mapaba 2004)


Acara ini berlangsung hingga pukul 23.00 WIB dan ditutup dengan monolog dari sahabat ambon.



               Demikianlah, meski banyak sudah jejak kesuksesan para perempuan yang telah direkam oleh sejarah, namun perjuangannya dalam mengkritisi dan menyikapi problem-problem kontekstual belum lah selesai. Karena konteks akan terus berubah dan dinamis, sedangkan sejarah hanya akan berhenti dalam literatur atau teks yang sifatnya statis.

salam pergerakan .. !!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar