Minggu, 18 Maret 2012

Hilangnya Rasa Kepedulian Pada Sosok Seorang Ilmuan Terhadap Sesamanya

(oleh : Master Art of Divisi Jalanan)
* Edy Sembiring si Elang Jawa


Dimana bumi dipijak, disitu hidup harus diperjuangkan, cita-cita digantungkan dan setiap mimpi harus diwujudkan. Sedih dan kecewalah sebentar, tapi segeralah bangkit dan kembali memulai. Karena hidup tak boleh berhenti, melainkan berlanjut.

Mahasiswa adalah pahlawan zaman sekarang yang diharapkan mampu meneruskan perjuangan untuk memperbaiki kondisi menjadi lebih baik. Namun anehnya, banyak dari mahasiswa merasa bangga dengan kesombongan diri dan tidak adanya kesadaran untuk merubah masa depan yang akan dating. Kita kuliah tidak untuk mengambil gelar saja, melainkan bagaimana kita dapat memetik ilmu dari pengalaman berorganisasi yang begitu berharga. Jika hanya mengharapkan satu sisi ibarat patung nyawa yang berjalan dalam kurungan.
“Tidak ada macan kencing dikandangnya sendiri”. Hal ini dapat dijadikan referensi para mahasiswa sejati dan militansi untuk memberanikan diri keluar dari kandang penjara kampus. Kita tahu bahwa lembaga yang selama ini dianggap sebagai pencetak orang pandai dan peduli dengan keadaan sekitar, tetapi yang terlihat justru pembodohan yang luar biasa diberikan kepada calon-calon pencari gelar.
Oleh karena itu, sudah saatnya mahasiswa sadar dan melihat realita yang ada pada masyarakat sekarang. Orang-orang sudah banyak hilang moralnya, tacit kehilangan uang daripada kehilangan imannya. Tidak hanya pejabat pemerintahan, pejabat birokrat kampus pun sama saja, ibarat setan atau dedemit yang menghantui manusia untuk mencari kebenaran hakiki. Dulu orang mencuri menggunakan linggis, tetapi sekarang orang mencuri cukup menggunakan tulisan. Jika pepatah jawa mengatakan “akeh wong pinter do keblinger, wong ngerti do moh nglakoni”.

Tugas Mahasiswa
Mahasiswa sebagai elemen utama memiliki berbagai tugas yang mungkin jauh dari benak yang pernah kita fikirkan sebelumnya. Diantaranya, sebagai agent social of change (agen perubahan sosial) yakni tanggung jawab mahasiswa dalam menanggapi permasalahan-permasalahan sosial yang ada dilingkungannya, dan menjadi sosok yang mampu berperan untuk melakukan perubahan-perubahan dimasyarakat kearah yang lebih baik. Agent social of control (agen control sosial), merupakan tugas mahasiswa untuk menjadi pengontrol dan actor yang mampu mengatur dan mengendalikan kondisi sosial masyarakat.
Kemudian, agent social of engineering (agen rekayasa sosial), yaitu peran mahasiswa  dalam merekayasa kondisi lingkungan sosialnya, dengan berbagai aktivitas positif yang dilakukan  untuk terjun langsung dan dapat berbuat banyak dalam masyarakat. Titik akhirnya Agent of problem solver (agen pemecah masalah), yaitu mahasiswa mampu menjadi the core reference  (referensi utama) dari segala permasalahan masyarakat.

Tugas untuk Negara
Tidak berhenti dan bersembunyi dibalik dinding-dinding kampus, idealnya mahasiswa harus menunjukkan peran yang nyata dalam menanggapi permasalahan bangsanya. Diluar kuliah, mahasiswa dapat melakukan hal-hal lain yang lebih bermanfaat untuk kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Peran yang mampu ditunjukkan adalah dengan memberikan kontribusi yang jelas, tentunya dengan berbagai cara. Misalnya, dengan melakukan demontrasi mengkritik kebobrokan pemerintah dengan segala permasalahannya, karena hal tersebut dapat mengingatkan kepada penguasa dengan kondisi rakyatnya yang tertindas. Ataupun melakukan diskusi kebangsaan yang memberikan solusi yang solutif untuk Negara . karena mahasiswa berasal dari masyarakat dan sudah seharusnya kembali ke masyarakat. “Bali Ndeso Mbangun Ndeso”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar