* Edy Sembiring si Elang Jawa
Dimana bumi dipijak, disitu hidup harus diperjuangkan,
cita-cita digantungkan dan setiap mimpi harus diwujudkan. Sedih dan kecewalah
sebentar, tapi segeralah bangkit dan kembali memulai. Karena hidup tak boleh
berhenti, melainkan berlanjut.
Mahasiswa adalah pahlawan zaman sekarang yang diharapkan
mampu meneruskan perjuangan untuk memperbaiki kondisi menjadi lebih baik. Namun
anehnya, banyak dari mahasiswa merasa bangga dengan kesombongan diri dan tidak
adanya kesadaran untuk merubah masa depan yang akan dating. Kita kuliah tidak
untuk mengambil gelar saja, melainkan bagaimana kita dapat memetik ilmu dari
pengalaman berorganisasi yang begitu berharga. Jika hanya mengharapkan satu
sisi ibarat patung nyawa yang berjalan dalam kurungan.
“Tidak ada macan kencing dikandangnya sendiri”. Hal ini
dapat dijadikan referensi para mahasiswa sejati dan militansi untuk
memberanikan diri keluar dari kandang penjara kampus. Kita tahu bahwa lembaga
yang selama ini dianggap sebagai pencetak orang pandai dan peduli dengan
keadaan sekitar, tetapi yang terlihat justru pembodohan yang luar biasa
diberikan kepada calon-calon pencari gelar.
Oleh karena itu, sudah saatnya mahasiswa sadar dan melihat
realita yang ada pada masyarakat sekarang. Orang-orang sudah banyak hilang
moralnya, tacit kehilangan uang daripada kehilangan imannya. Tidak hanya
pejabat pemerintahan, pejabat birokrat kampus pun sama saja, ibarat setan atau
dedemit yang menghantui manusia untuk mencari kebenaran hakiki. Dulu orang mencuri
menggunakan linggis, tetapi sekarang orang mencuri cukup menggunakan tulisan. Jika
pepatah jawa mengatakan “akeh wong pinter
do keblinger, wong ngerti do moh nglakoni”.
Tugas Mahasiswa
Mahasiswa sebagai elemen utama memiliki berbagai tugas yang
mungkin jauh dari benak yang pernah kita fikirkan sebelumnya. Diantaranya,
sebagai agent social of change (agen
perubahan sosial) yakni tanggung jawab mahasiswa dalam menanggapi
permasalahan-permasalahan sosial yang ada dilingkungannya, dan menjadi sosok
yang mampu berperan untuk melakukan perubahan-perubahan dimasyarakat kearah
yang lebih baik. Agent social of control (agen
control sosial), merupakan tugas mahasiswa untuk menjadi pengontrol dan actor yang
mampu mengatur dan mengendalikan kondisi sosial masyarakat.
Kemudian, agent social
of engineering (agen rekayasa sosial), yaitu peran mahasiswa dalam merekayasa kondisi lingkungan
sosialnya, dengan berbagai aktivitas positif yang dilakukan untuk terjun langsung dan dapat berbuat banyak
dalam masyarakat. Titik akhirnya Agent of
problem solver (agen pemecah masalah), yaitu mahasiswa mampu menjadi the core reference (referensi utama) dari segala permasalahan masyarakat.
Tugas untuk Negara
Tidak berhenti dan bersembunyi dibalik dinding-dinding
kampus, idealnya mahasiswa harus menunjukkan peran yang nyata dalam menanggapi
permasalahan bangsanya. Diluar kuliah, mahasiswa dapat melakukan hal-hal lain
yang lebih bermanfaat untuk kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Peran yang
mampu ditunjukkan adalah dengan memberikan kontribusi yang jelas, tentunya
dengan berbagai cara. Misalnya, dengan melakukan demontrasi mengkritik kebobrokan
pemerintah dengan segala permasalahannya, karena hal tersebut dapat
mengingatkan kepada penguasa dengan kondisi rakyatnya yang tertindas. Ataupun melakukan
diskusi kebangsaan yang memberikan solusi yang solutif untuk Negara . karena
mahasiswa berasal dari masyarakat dan sudah seharusnya kembali ke masyarakat. “Bali
Ndeso Mbangun Ndeso”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar